Manusia
dan penderitaan
ilmu budaya dasar
Penderitaan!! Kata yang paling di
benci oleh orang orang , orang mana yang mau menderita semua orang ingin hidup
senang tanpa penderitaan karna penderitaan itu kejam,penderitaan membuat orang
sengsara,apa penyebab kita menderita? Semua orang pasti pernah merasakan
penderitaan banyak sub sub penderitaan kebayakan disebabkan oleh kecerobohan
dan takdir tuhan
Ada
pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih
karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan
karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul
dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau
dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau
sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada
tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena
putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.
Manusia
tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama, penderitaanya sama
solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat datang kepada siapapun
tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda. Penderitaan dapat muncul
kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang hari, suasana pengap, ada
kipas anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur
merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin.
Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC,
banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin cepat
pulang.
Ada
lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita tidak dapat wisata saat
liburan, namun ada pula orang yang berpergian membawa uang banyak tanpa bekal
hendak liburan ternyata mobil mogok di daerah yang jauh dari permukiman, dan
saat makan siang tiba, rasa lapar mulai muncur, ternyata uang tidak dapat
menolong dari penderitaan karena tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih
muncul rasa gengsi atau keegoisan penumpang lain menambah penderitaan.